MERAWAT KUKU PASIEN
A. Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku sendiri.
B. Tujuan
1. Menjaga kuku
2. Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
C. Alat dan bahan
1. alat pemotong kuku
2. handuk
3. baskom berisi air hangat
4. bengkok/nierbekken
5. sabun
6. kapas
7. sikat kuku
D. Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien/keluarga klien
2. Cuci tangan
3. atur posisi pasien dengan duduk atau baring
4. tentukan kuku yang akan dipotong
5. rendam kuku dengan air hangat kurang lebih 2 menit dan lakukan sikat dengan beri sabun bila kotor
6. keringkan dengan h anduk
7. letakkan tangan diatas bengkok/nierbekken dan lakukan pemotongan kuku
8. cuci tangan.
MACAM-MACAM POSISI PASIEN
A. POSISI FOWLER
Posisi fowler dengan sandaran memperbaiki curah jantung dan ventilasi serta membantu eliminasi urine dan usus.
1. Pengertian
Posisi fowler merupakan posisi bed dimana kepala dan dada dinaikkan setinggi 45-60 tanpa fleksi lutut.
2. Tujuan
1. Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan cardiovaskuler
2. Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca, menonton televisi)
3. Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Bantalan kaki
5. Sarung tangan (bila diperlukan)
4. Prosedur kerja
1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan. Mencegah klien melorot kebawah pada saat kepala dianaikkan.
3. Naikkan kepala bed 45 sampai 60 sesuai kebutuhan. (semi fowler 15-45, fowler tinggi 60)
4.
Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal jika ada celah
disana. Bantal akan mencegah kurva lumbal dan mencegah terjadinya
fleksi lumbal.
5. Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien. Bantal
akan menyangnya kurva cervikal dari columna vertebra. Sebagai alternatif
kepala klien dapat diletakkan diatas kasur tanpa bantal. Terlalu banyak
bantal dibawah kepala akan menyebabkan fleksi kontraktur dari leher.
6.
Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan
landasan yang, lembut dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan akibat
dari adanya hiper ekstensi lutut, membantu klien supaya tidak melorot ke
bawah.
7. Pastikan tidak ada pada area popliteal dan lulut dalam
keadaan fleksi. Mencegah terjadinya kerusakan pada persyarafan dan
dinding vena. Fleksi lutut membantu supaya klien tidak melorot kebawah.
8.
Letakkan bantal atau gulungan handuk dibawah paha klien. Bila
ekstremitas bawah pasien mengalami paralisa atau tidak mampu mengontrol
ekstremitas bawah, gunakan gulungan trokhanter selain tambahan bantal
dibawah panggulnya. Mencegah hiperekstensi dari lutut dan oklusi arteri
popliteal yang disebabkan oleh tekanan dari berat badan. Gulungan
trokhanter mencegah eksternal rotasi dari pinggul.
9. Topang telapak kaki dengan menggunakan footboart. Mencegah plantar fleksi.
10.
Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, bila klien
memiliki kelemahan pada kedua lengan tersebut. Mencegah dislokasi bahu
kebawah karena tarikan gravitasi dari lengan yang tidak disangga,
meningkatkan sirkulasi dengan mencegah pengumpulan darah dalam vena,
menurunkan edema pada lengan dan tangan, mencegah kontraktur fleksi
pergelangan tangan.
11. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
12. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
B. POSISI SIMS
1. Pengertian
Posisi
sims atau disebut juga posisi semi pronasi adalah posisi dimana klien
berbaring pada posisi pertengahan antara posisi lateral dan posisi
pronasi. Posisi ini lengan bawah ada di belakang tubuh klien, sementara
lengan atas didepan tubuh klien.
2. Tujuan
1. Untuk memfasilitasi drainase dari mulut klien yang tidak sadar.
2. Mengurangi penekanan pada sakrum dan trokhanter besar pada klien yang mengalami paralisis
3. Untuk mempermudahkan pemeriksaan dan perawatan pada area perineal
4. Untuk tindakan pemberian enema
3. Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan (bila diperlukan)
4. Prosedur kerja
1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur. Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat.
3. Gulungkan klien hingga pada posisi setengah telungkup, bagian berbaring pada abdomen
4. Letakkan bantal dibawah kepala klien. Mempertahankan kelurusan yang tepat dan mencegah fleksi lateral leher.
5. Atur posisi bahu sehingga bahu dan siku fleksi
6.
Letakkan bantal dibawah lengan klien yang fleksi. Bantal harus melebihi
dari tangan sampai sikunya. Mencegah rotasi internal bahu.
7.
Letakkan bantal dibawah tungkai yang fleksi, dengan menyangga tungkai
setinggi pinggul. Mencegah rotasi interna pinggul dan adduksi tungkai.
Mencegah tekanan pada lutut dan pergelangan kaki pada kasur.
8.
Letakkan support device (kantung pasir) dibawah telapak kaki klien.
Mempertahankan kaki pada posisi dorso fleksi. Menurunkan resiko
foot-drop.
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
10. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
C. POSISI TRENDELENBURG
1. Pengertian
Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki.
2. Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
D. POSISI DORSAL RECUMBENT
1. Pengertian
Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur.
2. Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses persalinan.
E. POSISI LITOTOMI
1. Pengertian
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut.
2. Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi.
F. POSISI GENU PECTORAL
1. Pengertian
Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur.
2. Tujuan
Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.
G. POSISI TERLENTANG (SUPINASI)
1. Pengertian
Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal.
2. Tujuan
a. Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal.
b. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang tidak tepat.
3. Peralatan
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Footboard
e. Sarung tangan (bila diperlukan)
4. Prosedur kerja
1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur. Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat.
3.
Letakkan bantal dibawah kepala, leher dan bahu klien. Mempertahankan
body alignment yang benar dan mencegah kontraktur fleksi pada vertebra
cervical.
4. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva
lumbal, jika ada celah disana. Bantal akan menyangga kurva lumbal dan
mencegah terjadinya fleksi lumbal.
5. Letakkan bantal dibawah kaki
mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan landasan yang lebar, lembut
dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan dari adanya hiperektensi lutut
dan tekanan pada tumit.
6. Topang telapak kaki klien dengan
menggunakan footboard. Mempertahankan telapak kaki dorsofleksi,
mengurangi resiko foot-droop.
7. Jika klien tidak sadar atau
mengalami paralise pada ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan
lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal. Posisi ini
mencegah terjadinya edema dan memberikan kenyamanan. Bantal tidak
diberikan pada lengan atas karena dapat menyebabkan fleksi bahu.
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
9. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
H. Posisi Orthopneu
1. Pengertian
Posisi
orthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien
duduk di bed atau pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatas bed.
2. Tujuan
a. Untuk membantu mengatasi masalah pernafasan dengan memberikan ekspansi dada yang maksimal
b. Membantu klien yang mengalami masalah ekhalasi
3. Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Footboard
5. Sarung tangan (bila diperlukan)
4. Prosedur kerja
a. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
b. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan. Mencegah klien merosot kebawah saat kepala dinaikkan.
c. Naikkan kepala bed 90
d. Letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang diatas bed.
e.
Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan
landasan yang lebar, lembut dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan
akibat dari adanya hiperekstensi lulut dan tekanan pada tumit.
f.
Pastikan tidak ada tekanan pada area popliteal dan lulut dalam keadaan
fleksi. Mencegah terjadinya kerusakan pada persyarafan dan dinding vena.
Fleksi lutut membantu klien supaya tidak melorot kebawah.
g. Letakkan gulungan handuk dibawah masing-masing paha. Mencegah eksternal rotasi pada pinggul.
h. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard. Mencegah plantar fleksi.
i. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
j. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
I. Posisi Pronasi (telungkup)
a. Pengertian
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesamping.
b. Tujuan
1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post operasi mulut atau tenggorokan.
c. Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan (bila diperlukan)
d. Prosedur kerja
1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2. Baringkan klien terlentang mendatar di tempat tidur. Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat.
3.
Gulingkan klien dengan lengan diposisikan dekat dengan tubuhnya dengan
siku lurus dan tangan diatas pahanya. Posisikan tengkurap ditengah
tempat tidur yang datar. Memberikan posisi pada klien sehingga kelurusan
tubuh dapat dipertahankan.
4. Putar kepala klien ke salah satu sisi
dan sokong dengan bantal. Bila banyak drainase dari mulut, mungkin
pemberian bantal dikontra indikasikan. Menurunkan fleksi atau
hiperektensi vertebra cervical.
5. Letakkan bantal kecil dibawah
abdomen pada area antara diafragma (atau payudara pada wanita) dan
illiac crest. Hal ini mengurangi tekanan pada payudara pada beberapa
klien wanita, menurunkan hiperekstensi vertebra lumbal, dan memperbaiki
pernafasan dengan menurunkan tekanan diafragma karena kasur.
6.
Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai dengan tumit.
Mengurangi plantar fleksi, memberikan fleksi lutut sehingga memberikan
kenyamanan dan mencegah tekanan yang berlebihan pada patella.
7. Jika
klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas, maka
elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan
menggunakan bantal. Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan
memberikan kenyamanan serta mencegah tekanan yang berlebihan pada
patella.
8. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada
ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan
atas) dengan menggunakan bantal. Posisi ini akan mencegah terjadinya
edema dan memberikan kenyamanan. Bantal tidak diletakkan dibawah lengan
atas karena dapat menyebabkan terjadinya fleksi bahu.
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
10. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
J. POSISI LATERAL (SIDE LYING)
1. Pengertian
Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi bagian tubuh dengan kepala menoleh kesamping.
2. Tujuan
a. Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung yang baik
b. Baik untuk posisi tidur dan istirahat
c. Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.
3. Peralatan
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Sarung tangan (bila diperlukan)
4. Prosedur kerja
a. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
b.
Baringkan klien terlentang ditengah tempat tidur. Memberikan kemudahan
akses bagi klien dan menghilangkan pengubahan posisi klien tanpa melawan
gaya gravitasi.
c. Gulingkan klien hingga pada posisi miring. Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat
d.
Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien. Mempertahankan body
aligment, mencegah fleksi lateral dan ketidaknyamanan pada otot-otot
leher.
e. Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga tubuh
tidak menopang pada bahu tersebut. Mencegah berat badan klien tertahan
langsung pada sendi bahu.
f. Letakkan bantal dibawah lengan atas. Mencegah internal rotasi dan adduksi dari bahu serta penekanan pada dada.
g.
Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas
berfungsi secara paralel dengan permukaan bed. Mencegah internal rotasi
dari paha dan adduksi kaki. Mencegah penekanan secara langsung dari kaki
atas terhadap kaki bawah.
h. Letakkan bantal, guling dibelakang
punggung klien untuk menstabilkan posisi. Memperlancar kesejajaran
vertebra. Juga menjaga klien dari terguling ke belakang dan mencegah
rotasi tulang belakang.
i. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
j. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Tujuan Tindakan Vulva Hygiene
- Mencegah terjadinya infeksi pada luka
- Menjaga kebersihan vulva
Alat dan bahan Tindakan Vulva Hygiene
- Kapas sublimat atau desinfektan
- Pinset
- Bengkok
- Pispot
- Tempat cebok yang berisi larutan
- Desinfektan sesuai dengan kebutuhan
- Pengalas
- Sarung tangan
Prosedur kerja Tindakan Vulva Hygiene
- Jelaskan prosedur pada klien
- Cuci tangan
- Atur posisi pasien (Manusia coba) dengan dorsal recumbent
- Pasang pengalas dan pispot di letakkan dibawah bokong pasien
- Gunakan sarung tangan
- Lakukan tindakan hygiene vulva dengan tangan kiri membuka vulva memakai kapas sublimat dan tangan kanan menyiram vulva dengan larutan desinfektan
- Kemudian, ambil kapas sublimat dengan pinset, lalu bersihkan vulva dari atas kebawah dan kapas kotor di buang ke bengkok. Lakukan hingga bersih
- Setelah selesai, ambil pispot dan atur posisi pasien
- Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
verbedent pasien diatasnya
- Memberitahu dan menjelaskan pada pasien bahwa tempat tidurnya mau dirapikan
- Menyiapkan alat secara ergonomis
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,mengeringkan dengan handuk bersih
- Mempersilahkan dan mengatur posisi pasien untuk miring membelakangi bidan
- Mengambil selimut dan bantal pasien
- Melepas perlak,steklaken,laken/sprei dari tempat tidur klien yang dekat dengan bidan dan menggulungnya kearah tubuh klien
- Memasang sprei bersih pada bagian yang dekat bidan dengan garis tengah lipatan tepat ditengah kasur
- Memasukkan sprei bagian kepala kebawah kasur
- Memasukkan sprei bagian kaki kebawah kasur
- Melipat sprei pada sudut-sudut tempat tidur membentuk sudut 45 derajat
- Memasukkan sprei bagian samping yang dekat dengan bidan kebawah kasur
- Memasang perlak ditengah tempat tidur pada bagian yang dekat dengan bidan
- Memasang steklaken diatas perlak pada bagian yang dekat dengan bidan
- Memasukkan sisi perlak dan steklaken bagian samping yang dekat dengan bidan kebawah kasur
- Mempersilahkan dan membantu pasien untuk miring kearah bidan
- Mengambil sprei,steklaken,perlak dari tempat tidur dan memasukkan ketempat alat tenun kotor
- Menarik sprei,steklaken,perlak yang bersih kesisi pasien yang jauh dari bidan
- Memasang sarung bantal dan meletakkan kebawah kepala klien
- Melipat selimut menjadi 4 bagian secara terbalik
- Memasukkan lipatan teratas kebawah kasur
- Memasang selimut ke pasien
- Membereskan alat
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,mengeringkan dengan handuk bersih dan kering
verbedent tanpa pasien
- Menjelaskan pada pasien bahwa tempat tidurnya mau dirapikan
- Menyiapkan alat secara ergonomis
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
- Mempersilahkan dan membantu pasien untuk turun dari tempat tidur dan duduk di kursi (pada pasien yang mampu)
- Mengambil selimut,perlak,sarung bantal dan laken/sprei dari tempat yidur klien dan memasukkan pada tempat alat tenun kotor
- Mengatur posisi kasur ketengah tempat tidur
- Memasang sprei dengan garis tengah lipstan tepat ditengah kasur
- Memasukkan sprei bagian kepala kebawah kasur
- Memasukkan sprei bagian kaki ke bawah kasur
- Melipat sprei pada sudut-sudut tempat tidur membentuk sudut 45 derajat
- Memasukkan sprei bagian samping ke bawah kasur.
- Memasang perlak ditengah tempat tidur
- Memasang steklaken diatas perlak
- Memasukkan steklaken dan perlak bagian samping ke bawah kasur
- Melipat selimut menjadi 4 bagian secara terbalik
- Memasukkan lipatan teratas kebawah kasur
- Memasang sarung bantal dan meletakkan ketempat tidur
- Mempersilahkan/membantu pasien naik ketempat tidur
- Menyelimuti pasien
- Membereskan alat
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,mengeringkan dengan handuk bersih
Tips Mencuci Tangan Dengan Baik
Memandikan pasien pada tempat tidur
Memandikan Pasien Di Tempat Tidur
Mengganti balutan / perban adalah suatu tindakan keperawatan untuk mengganti balutan dalam perawatan luka untuk mencegah infeksi silang dengan cara menjaga agar luka tetap dalam keadaan bersih.
2. Tujuan
- untuk membersihkan luka
- memberi rasa aman dan nyaman
- untuk membersihkan obat luka
3. Indikasi
- pada balutan yang sudah kotor
- pada penderita yang luka nya akan di periksa oleh dokter atau di beri obat kompres yang baru.
4. Persiapan Alat
Baki di atas nya ck steril , berisi:
- pinset anatomi 2 buah
- pinset chirugi 1 buah
- gunting runcing bila ingin mengangkat jahitan
- mangkok kecil 2 buah masing-masing berisi: sublimate submencurothroom / alcohol atau kompres yang baru ( menurut kebutuhan )
- kapas beberapa gelintir
- kain kasa secukup nya s
- bengkok / kapas bersih di dalam bengkok
- potongan plastik ( bila luka di kompres )
- duk penutup
Alat-alat yang tidak steril:
- gunting perban
- plester
- pembalut
5. Prosedur Tindakan
- alat- alat diletakkan di meja dekat pasien
- perawat mencuci tangan
- pasien di beritahukan
- kalau luka dibalut, balutan digunting dengan gunting perban kalau memakai plester dengan tangan perawat di lepaskan dari lekatan nya
- duk penutup di buka letakkan di dekat penderita ( duk diletakkan terbalik )
- bengkok di letakkan di atas duk tadi
- ambil satu pinset pembalut kain kasa , pembalut di buka di angkat dan di masukkan dalam bengkok
- ambil kapas bersih dengan pinset tadi,bersihkan bekas-bekas plester bila ada kemudian buang ke dalam bengkok dengan pinset nya ( pinset nya tidak boleh dipakai lagi )
- ambil pinset yang lain, satu ditangan kiri dan satu lagi ditangan kanan ( pinset ditangan kiri hanya digunakan untuk mengambil kain kasa,kapas dan lain-lain yang dipergunakan sedangkan pinset ditangan kanan langsung berhubungan dengan luka )
- tangan kiri mengambil kapas, celupkan kedalam sublimate, pindahkan ke tangan kanan ( ujung pinset tidak boleh bersentuhan )kemudian bersihkan luka itu hanya dengan satu kali jalan saja untuk setiap gelintir kapas
- kalau luka perlu di kompres tangan kiri mengambil kasa celupkan kedalam kompres bila diperlukan , peras dengan tangan kanan,kompres di letakkan di atas luka sampai secukup nya
- tangan kiri mengambil pot plastic , pindahkan tangan kanan letakkan di atas kompres tadi hingga kompres tertutup ( plastic sedikit lebih besar dari pada kompres)
- tutup dengan kain kasa kering ( steril )
- kompres( luka ) di plester / perban menurut kenutuhan dengan rapi
- pinset kiri masukkan kedalam bengkok
- dengan pinset masukkan kotoran-kotoran ke dalam kantong plastik
- setelah selesai pasien ( penderita ) di rapikan dan alat-aat di bersihkan
- perawat mencuci tangan
bahaya penularan.
6. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
- tekhnik aseptic harus di perhatikan
- jangan menyinggung perasaan pasien
- ila perlu pasang tabir
- ruangan dalam keadaan bersih
- memoerhatikan apakah ada pendarahan / otoran lain
- sebelum dan sesudah menolong pasien,perawat harus mencuci tangan mengingat
Handscoon steril
Langkah-Langkah Menggunakan Handscoon Steril
- Sarung tangan steril sesuai ukuran yang diinginkan
- Alat - alat untuk mencuci tangan
- Bengkok
Handscoon |
- Lepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian panjang di tarik ke atas
- Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada luka
- Perawat mencuci tangan
- Buka pembungkus bagian luar dari kemasan sarung tangan dengan memisahkan sisi - sisinya
- Jaga agar sarung tangan tetap di atas permukaan bagian dalam pembungkus
- Identifikasi sarung tangan kiri dan kanan, gunakan sarung tangan pada tangan yang dominan terlebih dahulu
- Dengan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan yang non dominan pegang tepi mancet sarung tangan untuk menggunakan sarung tangan dominan
- Dengan tangan yang dominan dan bersarung tangan selipkan jari - jari ke dalam mancet sarung tangan kedua
- Kenakan sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan
- Jangan biarkan jari -jari tangan yang sudah bersarung tangan menyentuh setiap bagian atau benda yang terbuka
- Setelah sarung tangan kedua digunakan mancet biasanya akan jatuh ke tangan setelah pemakaian sarung tangan
- Setelah kedua tangan bersarung tangan tautkan kedua tangan ibu jari adduksi ke belakang
- Pastikan setelah pemakaian sarung tangan steril hanya memegang alat - alat steril
Sarung tangan |
- Pegang bagian luar dari satu mancet dengan tangan bersarung tangan, hindari menyentuh pergelangan tangan
- Lepaskan sarung tangan dengan dibalik bagian luar kedalam, buang pada bengkok
- Dengan ibu jari atau telunjuk yang tidak memakai sarung tangan, ambil bagian dalam sarung tangan lepaskan sarung tangan kedua dengan bagian dalam keluar, buang pada bengkok
- Sarung tangan terpakai dengan baik
- Tidak terjadi kontaminasi
- Sarung tangan sesuai ukuran
- Sarung tangan tidak robek
- Lingkungan rapih dan bersih